by

Warga Abaikan Prokes Covid-19 Saat Bedesakan Antrean Pencairan Uang BLT

Kabarbhayangkara.com/ KOTA BOGOR- Demi mendapat dana Bantan Langsung Tunai ( BLT ), warga berdesak-desakan di Kantor Pos, Mereka tidak peduli lagi dengan protokol kesehatan yang akan mengakibatkan lonjakan kasus COVID-19.

Terpenting bagi mereka bisa cepat membawa pulang uang BLT Rp300 ribu untuk kebutuhan sehari-hari keluarga. Uang bantuan yang dicairkan melalui kantor Pos itu dinilai cukup membantu meringankan beban ekonomi keluarga di masa pandemi. Meskipun mereka bermasker namun tidak jaga jarak. Duduk pun berdempetan antara satu sama yang lainnya.

Seperti antrean warga di Kabupaten Purwakarta sudah terjadi sejak pagi hingga siang. Hari ini pencairan BLT dijadwalkan untuk Kelurahan Purwamekar, Nagri Kaler, Tegal Munjul, Nagri Tengah dan Ciseureuh. Pihak kantor Pos Indonesia membuka empat loket untuk melayani pencairan BLT . Hanya warga yang membawa KTP dan KK yang dilayani.

“Sangat terbantu dengan bantuan ini. Saya sudah lima kali mendapatkan bantuan itu. Pembagian hari ini yang kelima kalinya. Rinciannya, untuk bantuan yang Rp600 ribu sebanyak tiga kali dan yang Rp300 ribu dua kali. Saya sebenarnya khawatir dengan kerumunan ini. Tapi apa boleh buat, saya butuh uang,” ungkap Yati salah satu pengantre BLT , Jumat, (16/4/2021).

Proses validasi data penerima bantuan sosial (Bansos) bagi masyarakat Kota Bogor, terus dimutakhirkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Teranyar, dari 109 ribu data yang diajukan Pemkot Bogor sebagai penerima Bansos Kemensos, baru 93 persen terverifikasi sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Kepala Dinas Sosial Kota Bogor Fahrudin mengatakan, dari 109 ribu data yang diajukan sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM), baru 93 persen yang sudah terverifikasi oleh Kemensos. “109 ribu ini terdiri dari 51 ribu PKM penerima bansos pangan, dan 58 ribu PKM penerima bansos tunai. Semuanya sedang diverifikasi, dan ada sekitar 7.600 atau 7 persen lagi yang datanya masih belum terverifikasi,” katanya

Fahrudin mengatakan, 7 persen data yang tengah diverifikasi Kemensos tersebut terjadi lantaran adanya perubahan data kependudukan. Seperti pindah alamat, meninggal dan faktor lainnya. “7 persen ini pada periode Februari kemarin sudah dapat Bansos, tapi belum dapat lagi pada periode yang sekarang, karena ada perubahan data kependudukan tadi, makannya saat ini sedang kembali diverifikasi,” ucapnya. Proses verifikasi tersebut, juga berdampak pada mundurnya jadwal pencairan Bansos pada periode maret yang pencairannya di bulan April 2021.

Berdasarkan data yang ada pada pihaknya, dari 51 ribu PKM bansos pangan, 15 ribu diantaranya sudah melakukan pencarian.  “Kalau yang bansos tunai Rp300 juga sama, untuk Maret ini ada yang sudah bisa dicairkan. Dari 58 ribu PKM, 38 ribu diantaranya sudah bisa dicairkan,” tuturnya. Ia juga meminta kepada masyarakat, agar tetap tenang atas keterlambatan pencairan tersebut. Karena verifikasi ini dilakukan, agar data penerima bantuan ini lebih baik untuk kedepannya. “Kita tahu bersama masyarakat sangat menunggu bantuan ini, tapi kan pemerintah juga mungkin tidak ingin salah sasaran, jadi masyarakat harap bersabar,” tutupnya

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *