Kabarbhayangkara.com/ KABUPATEN BOGOR — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Atalia Praratya Ridwan Kamil meninjau lokasi banjir bandang di Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Minggu (26/6/2022). Peninjauan tersebut bertujuan untuk memastikan warga terdampak mendapatkan penanganan yang optimal.
“Pertama, kami menghaturkan rasa dukacita kepada warga, khususnya yang terdampak langsung. Mudah-mudahan dikuatkan, diberikan kesabaran. Insyaallah negara hadir. Itulah kenapa saya hadir untuk menguatkan dan mencari solusi dari takdir Allah yang kita sebut kebencanaan,” kata Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil.
“Yang kedua saya ucapkan terima kasih, tentunya, kalau ada kebencanaan memang gotong royong kita ini sangat luar biasa sehingga proses tidak perlu berlama-lama untuk mengembalikan kepada normalitas,” imbuhnya.
Banjir bandang tersebut terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi yang cukup lama mengguyur wilayah tersebut. Hal itu menyebabkan sungai di sekitar lokasi meluap.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan sebanyak 602 Kepala Keluarga (2.407 jiwa) terdampak bencana tersebut. Dari jumlah itu, ada sekitar 5 Kepala Keluarga mengungsi ke tempat kerabat terdekat.
BPBD Kabupaten Bogor juga mencatat kurang lebih 600 unit rumah terdampak, 1 unit rumah rusak sedang, 5 unit rumah rusak berat, dan akses jalan desa penghubung terputus.
Kang Emil menginstruksikan semua pihak terkait untuk memastikan warga terdampak bencana tersebut mendapatkan penanganan yang baik, seperti kebutuhan pokok.
“Jadi arahan saya yang pertama, pastikan tempat mengungsi dari para mereka yang terdampak termonitor dengan baik, baik yang di rumah saudaranya maupun di tempat pengungsian. Saya titip hajat hidupnya harus ditanggung oleh negara. Jadi, tolong didata urusan sembako, urusan apapun aman,” ucapnya.
“Selanjutnya, tentunya, ini permasalahan bersama oleh karena itu saya hadir membawa bantuan dari Pemda Provinsi Jawa Barat sementara di awal sebesar Rp500 juta. Dana itu fokus untuk tanggap darurat dulu bisa dicairkan secepatnya, jadi besok lusa harusnya bermanfaat untuk keperluan,” tambahnya.
Kang Emil juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengalihfungsikan sungai.
“Banjir dan longsor ini harus menjadi pelajaran karena ada informasi, ada alih fungsi sungai yang harusnya natural dipakai untuk budidaya. Saya kira itu tidak boleh karena itu menghalangi yang akhirnya mengakibatkan airnya mencari jalur yang tidak semestinya, semua akan kita evaluasi, harus tegas agar bisa menjadi edukasi,” ucapnya.