Kabarbhayangkara.com/ BANDUNG* — Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, dalam smart city yang diterapkannya di Jabar sosial media mempunyai tiga fungsi, yakni to observe, to control, dan to connect.
“Saya menggunakan digital terbagi tiga. Pertama, to observe yaitu untuk melihat situasi, seperti situasi sosial masyarakat,” kata Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– di webinar ‘Indonesian Youthquake 2020: How Social Media Drive Policy Making’ di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (7/8/20) malam WIB.
“Kedua, to control yaitu untuk birokrasi ke dalam. (Contohnya) saya punya sistem untuk memastikan bagaimana penanganan COVID-19 lancar, edukasi lancar, tidak ada korupsi, dan sebagainya,” terangnya.
“Ketiga, adalah smart city digital ini to connect, yakni untuk mengoneksikan antara warga dengan pemerintahannya, untuk berkomunikasi dengan publik,” tambahnya.
Sosial media, menurut Kang Emil, efektif sebagai alat komunikasi pemimpin dengan warga. Pengalamannya, semua kebijakan yang diambil salah satunya berdasarkan pengamatan dari media sosial. Bahkan, sebelum ada Jabar Quick Respons (JQR) keluhan dan masukan datang dari warga melalui akun pribadinya.
“Akun pribadi saya aktif, banyak orang yang curhat, ngadu, dan berkeluh ke saya melalui akun saya. Namun, kalau keluhannya sudah harus tersistem, maka nggak bisa akun saya pribadi untuk bisa meng-handle itu. Maka saya buat Jabar Quick Respons,” imbuhnya.
Untuk itu, Gubernur sudah lama mewajibkan dinas lembaga dan ASN untuk memiliki akun sosial media sendiri. Akun tersebut salah satunya berfungsi untuk publikasi kinerja atau program yang dilakukan dinas yang bersangkutan.
“Saya mewajibkan dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melakukan revolusi digital. Tidak ada dinas-dinas dan ASN di kami yang tidak punya media sosial. Dan tanggung jawab tadi wajib melaporkan kinerja atau program-program di dinasnya melalui akun sosial media,” ucapnya.
Menghindari ekses media sosial, Kang Emil mengingatkan netizen bijak menggunakan sosial media. Menurutnya, sosial media ibarat mobil. Dipakai kebaikan akan menghasilkan kebaikan-kebaikan yang lain, dipakai keburukan juga akan menghasilkan kemudaratan.
“Jadi gimana niat. Intinya sosial media juga kebutuhan. Kedua, tujuan penggunaan ini bagaimana niat,” jelas Kang Emil.
“Jadi, saya ingatkan kepada semuanya gunakan sosial media ini dengan niat baik, sehingga Insya Allah swt membawa kebermanfaatan yang luar biasa,” tandasnya.
*HUMAS JABAR*
Comment