Kabar Bhayangkara/BANDUNG – Suasana Apel Pagi pada hari senin dilingkungan Setda Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dihalaman gedung sate Bandung dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Karyawan Karyawati memakai seragam yang berbeda biasa berpakaian Dinas harian atau pakaian seragam Kaki dan pada hari senin bertepatan , dalam rangka Hari Santri Nasional apel pagi tersebut dianjuarkan Karyawan pakaian sarung baju koko dan karyawati memakai pakaian muslimah Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, sukses mengubah cara pandang atau mindset masyarakat terhadap imej pesantren. Dulu, pesantren diidentikkan dengan pilihan terakhir siswa yang tidak diterima di sekolah-sekolah negeri maupun perguruan tinggi.
Suasana Yang Berbeda Pelaksanaan Apel Pagi Hari Senin dilingkungan Pemprov Jabar Gedung Sate Bandung
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan hal tersebut usai menjadi pembina apel pagi dalam rangka memperingati HSN tingkat provinsi Jabar tahun 2018, di halaman depan Gedung Sate Bandung, Senin (22/10/18).
Wagub Uu memaparkan bahwa sebelumnya pesantren dijadikan opsi terakhir bagi anak. Namun sejak ditetapkannya HSN sejak 2015 lalu, kata Uu, kini pesantren mulai kebanjiran santri, bahkan menjadi opsi prioritas.
“Alhamdulillah dengan hari santri ini pesantren-pesantren sekarang kebanjiran santri. Orangtua sekarang banyak yang memasukkan anaknya ke pondok pesantren. Diakui di pesantren kami dan alumni-alumni pesantren kami, ini banyak santri yang tidak tertampung,” akunya.
Wagub Uu mengaku bangga akan adanya HSN. Baginya, kini santri sudah semakin diakui baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Untuk itu, Wagub Uu ingin terus mendorong payung hukum yang akan menjamin keberlangsungan dan perkembangan pesantren tidak hanya di Jawa Barat, tapi di seluruh Indonesia.(ds)*
Comment