Kabarbhayangkara.com /KOTA BANDUNG — Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengemukakan, sekolah vokasional masih menjadi harapan dalam mencetak tenaga kerja andal. Apalagi di era yang serba dinamis tentu sangat dibutuhkan individu dengan kemampuan tinggi yang siap menjawab tantangan zaman.
Oleh karenanya Sekda Jabar mengapresiasi Sekolah Vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah menyiapkan fasilitas “Teaching Factory” dengan baik. Ia pun mendukung terbentuknya ekosistem bisnis bagi produk yang dihasilkan sekolah vokasi.
Dalam kunjungan kerjanya ke SMK Negeri 9 Bandung, Sekda Setiawan mengapresiasi kesiapan sekolah kejuruan ini sebagai salah satu dari 35 SMK di Jabar yang akan dijadikan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Saat ini dan ke depan yang sebenarnya paling cocok sekolah ini harus banyak alternatif, vokasional salah satu tujuan. Karena sekolah vokasional sangat dibutuhkan, dia harus punya keahlian,” tutur Sekda Setiawan, di SMKN 9 Bandung, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (3/2/2022).
Adapun beberapa ‘”Teaching Factory” yang ditinjau Sekda di SMKN 9 Bandung mulai dari kompetensi keahlian Usaha Perjalanan Wisata, Akomodasi Perhotelan, Jasa Boga, Patiseri, Kecantikan Kulit, Kecantikan Rambut, Busana Butik, hingga Desain Komunikasi Visual.
Lebih lanjut Setiawan menyebut, dengan segala kesiapan yang sudah dimiliki SMKN 9 Bandung atau pun 34 SMK lainnya di Jabar, maka langkah berikutnya yang tak boleh terlupakan adalah mencari “offtaker” (pembeli atau penyalur) dari produk barang atau pun jasa yang dihasilkan SMK.
Menurut Setiawan, sasaran BLUD SMK di Jabar yang sudah diproses mulai tahun 2021 merupakan SMK terpilih yang dipandang mempunyai potensi dan kesiapan menjadi SMK BLUD. Sebanyak 35 SMK terpilih itu berdasarkan proporsi bidang keahlian, serta keterwakilan Cabang Dinas Wilayah.
Dengan berstatus BLUD, maka diharapkan meningkat keterserapan lulusan SMK dalam dunia kerja, sehingga meningkatkan pula perekonomian Jabar.
BLUD juga menjadi tempat belajar yang utama bagi siswa SMK dengan keleluasaan dalam pengelolaannya baik dari keuangan, maupun inovasi.
“Di SMKN 9 ekosistemnya sudah terbentuk. Insya Allah, bersama Kadisdik, kalau sudah jadi BLUD, kita bantu bagaimana produk-produk yang dihasilkan tersalurkan dengan baik,” ujarnya.
“Pemerintah juga bertugas bagaimana menghubungkan ini semua. Jadi, SMK-SMK ini memproduksi kemampuannya, pemerintah akan menyalurkan kepada yang membutuhkan,” sambungnya.
Comment