Kabarbhayangakara.com/ KOTA BANDUNG – Jumlah pasien COVID-19 yang masih menjalankan isolasi mandiri (isoman) di Jawa Barat (Jabar) saat ini kurang lebih 40.000 orang. Pemda Provinsi Jabar pun intens memperkuat manajemen perawatan pasien COVID-19.
Setelah membuat konsultasi kesehatan jarak jauh (telemedicine) dan bantuan obat serta vitamin gratis, Pemda Provinsi Jabar kini meluncurkan OMAT (Oksigen untuk Masyarakat Jabar).
Melalui Omat, masyarakat bisa dengan simpel dan cepat mendapatkan oksigen ketika membutuhkan, meminjamkan atau mendonasikan untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Urusan antar – jemput gratis ditanggung Pemda Provinsi Jawa Barat.
Lia Nurhayati, salah seorang warga mengakui pada pekan pertama Bulan Juli lalu, keluarganya menjalankan isoman termasuk dia sendiri. Namun saat itu, kondisi kakaknya sangat mengkhawatirkan karena alami sesak napas.
Di tengah kepanikan, Lia berusaha mencarikan oksigen melalui informasi yang beredar terkait tempat pengisian ulang oksigen. Sayangnya, tempat-tempat pengisian oksigen yang dia cari mengalami kekosongan oksigen.
“Saya sampai bilang ke semua teman, saudara-saudara barangkali ada informasi di mana saya beli oksigen saya tunggu informasinya. Akhirnya sehari kemudian saya mendapatkan itu dari temen, saya dapat dua tabung dan kakak saya yang awalnya hampir di bawa ke RS karena saturasi oksigen menurun dapat terselamatkan,” ucap dia pada peluncurkan Poskibar dan OMAT di acara TEPAS (Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat) Vol 9 secara daring, Jumat (20/8/2021).
Diakui Lia, saat itu dia sangat khawatir, takut ada terjadi perburukan keadaan. Pasalnya, saat itu tingkat kematian warga isoman cukup tinggi karena telat penanganan ketika alami gangguan pernapasan.
“Alhamdulillah akhirnya keluarga saya sehat kembali,”ucap Lia.
Mendengar aspirasi warga tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, di masa kedaruratan, penyelematan nyawa itu nomor satu. Pemerintah melalui para OPD dan BUMD harus ikut turun termasuk para ASN sebagai relawan penanganan COVID-19.
“Yang jadi data di kami mayoritas pasien bukan di RS tapi di rumah. Kami memahami kesulitan masyarakat. Kalau kontak dokter susah, maka ada telemedicine, ada 13 dokter stand by dan sekarang sudah 50 ribu warga yang menggunakan fitur tersebut,”kata Ridwan Kamil.
“Susah cari obat, ada obat gratis door to door, kemudian kita permudah kebutuhan oksigen. Ketika tabung enggak ada, isi ulang enggak ada. ada truk isotank mengirim oksigen cair ke Jabar saya ingat betul bulan lalu,” ucap Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil.
Menurut dia, dengan fitur OMAT dapat mengatur mereka yang membutuhkan oksigen untuk segera dikirim dengan cepat. Kemudian tabung yang kosong dapat dipinjamkan ke Pemda Provinsi Jabar semacam diiklankan.
“Nanti, pengirimannya difasilitasi, bisa ke gudang atau dikirim ke tempat yang membutuhkan,”ucap Ridwan Kamil.
Gubernur menegaskan, di Jabar manajemen sedernana semua urusan COVID-19 satu pintu di Pikobar. “Inilah sebagai contoh bahwa dalam kerumitan kita menyederhanakan manajemen,” katanya.
Penyerderhanaan menjadi penting, terlebih saat ini masih ada sekitar 40.000 warga isoman. “Tolong RT/RW aktif memonitor, kami tidak mau mendengar ada warga terbengkalai karena kurang atensi. Semangat untuk sembuh harus tinggi dan dukungan pemeritah harus gesit,” ucap Kang Emil.
Ridwan Kamil mengatakan, fitur OMAT pada Pikobar dan aplikasi Poskibar dibuat untuk membantu distribusi bantuan oksigen di Jawa Barat agar semakin cepat tersalurkan dan tepat sasaran.
“Hal ini penting sekali di waktu terdesak seperti ini. Aplikasi Poskibar untuk ketersediaan di rumah sakit, dan OMAT untuk masyarakat khususnya pasien isolasi mandiri,” ucapnya.
Kang Emil menjelaskan, Poskibar merupakan aplikasi berbasis web yang dikhususkan untuk rumah sakit yang berfungsi untuk menjaga ketersediaan oksigen pada rumah sakit serta membantu mengantisipasi kondisi pasokan oksigen di Jawa Barat.
Sementara itu, fitur OMAT merupakan fitur tambahan pada Pikobar guna menggalang partisipasi warga untuk meminjamkan tabung oksigen kepada masyarakat Jawa Barat yang tengah melakukan isolasi mandiri (isoman).
Di tempat yang sama, Ketua Poskibar Mohammad Taufiq Budi Santoso menuturkan, fitur OMAT ini nantinya akan mempertemukan masyarakat pemilik tabung oksigen untuk meminjamkan tabung oksigen dengan pasien isoman yang membutuhkan.
“Tentunya, hal ini sangat baik di mana wargi Jabar dapat saling bantu di masa yang sulit seperti ini,” ucap Taufiq.
Selain peluncuran, salah satu agenda lainnya adalah pemberian sertifikat kepada para donatur pemberi bantuan kepada Pemda Jawa Barat yang berupa tabung oksigen, regulator oksigen dan juga oxygen concentrator oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja selaku Pengarah Poskibar.
Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi Pemda Provinsi Jabar terhadap para donatur dalam upaya kolaborasi untuk membantu memenuhi kebutuhan oksigen di Jawa Barat.
“Penanganan Covid-19 khususnya di Jawa Barat harus dilakukan secara kolaboratif. Saya sangat mengapresiasi kolaborasi para donatur dengan Pemda Provinsi Jawa Barat. Semoga kita bersama-sama dapat melawan pandemic Covid-19 ini,” kata Setiawan.
Para donatur penerima penghargaan tersebut di antaranya yaitu Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia Jawa Barat, GoTo, PT. Amerta Indah Otsuka, PT. Shell Indonesia, PT. Mitsui Indonesia, PT. Star Energy Group, PT. SCG Siam Cement Group dan perusahaan e-commerce PT. Shopee International Indonesia.
Selain agenda pemberian sertifikat, acara ini diisi dengan penyampaian aspirasi penerima manfaat di antaranya oleh perwakilan dari masyarakat isoman, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Sumatera Selatan, Pemda Provinsi Jawa Tengah, RSUD Al-Ihsan sebagai perwakilan rumah sakit, dan Pemerintah Kota Bandung. Peluncuran juga dihadiri oleh dr. Kartini Rustandi, M.Kes Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dari Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pemberi bantuan ke Pemda Jawa Barat.
Sebelum peluncuran aplikasi Poskibar dan fitur OMAT, Pemda Provinsi Jabar telah melakukan uji coba serta sosialisasi penggunaan aplikasi kepada rumah sakit, produsen, serta distributor/agen. Hadirnya aplikasi Poskibar dan fitur OMAT diharapkan dapat menjadi terobosan untuk antisipasi di masa yang akan datang.
Comment