Kabar Bhayangkara/
Home Medicare”, Jabar Hadirkan Dokter dan Obat Gratis Langsung ke Rumah Warga
KOTA CIREBON — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Gedung Public Safety Center (PSC) 119, sekaligus meluncurkan program Layad Rawat di Kota Cirebon. Acara peresmian berlangsung di Gedung PSC 119 yang berlokasi di Jl. Kesambi Kota Cirebon, Rabu (14/11/2018).
“Jawa Barat memulai program kesehatan yang istimewa yaitu program layad rawat dimulai dari Kota Cirebon. Insyaallah Cirebon jadi kota dengan pelayanan kesehatan terbaik, semua lini permasalahan mudah-mudahan bisa terselesaikan,” ungkap Gubernur yang akrab disapa dengan Emil ini.
“Bagi yang mampu, ada rumah sakit, sudah memadai. Bagi yang kurang mampu, ada rumah sakit tipe tertentu, ada juga puskesmas yang bisa rawat inap. Mulai sekarang, warga yang berkesusahan, tidak punya kemampuan secara fisik untuk bergerak ke rumah sakit, cukup telfon 119 dokternya yang datang ke rumah warga membawa obat, geratis,” jelasnya
Public Safety Center 119 sendiri, merupakan layanan cepat tanggap darurat kesehatan dan keselamatan. layanan ini mulai dibentuk sejak tahun 2016 bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Di Jawa Barat, sudah terbentuk layanan public safety center 119 Di kota Bandung, kota Tasikmalaya, kota Bogor, kabupaten Garut, dan kabupaten Karawang.
“Program Layad Rawat bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan jemput bola dengan cara mendatangi rumah warga yang sakit dan kesulitan untuk biaya maupun transportasi,” lanjut Gubernur Emil.
Maka kedua terobosan “Jabar Juara” teesebut, menjadi sistem kegawatdaruratan medik, dengan respon emergensi yang guyub, artinya, melibatkan semua elemen melalui pendekatan keluarga.
Emil berharap, hadirnya PSC 119 dan Layar Rawat dapat mempercepat penanganan dan pertolongan pada masyarakat yang membutuhkan.
Sebab, lanjut Emil, pada era “Dynamic Governance,” sudah seharusnya negara mendatangi masyarakat, bukan masyarakat yang mendatangi negara, terutama untuk masalah-masalah darurat.
“Ini zamannya Birokrasi Dinamis, atau “Dynamic Governance”, semua harus bergerak dinamis. Inilah manajemen negara yang datang ke warga bukan warga yang selalu mendatangi negara,” Kata Emil
Dengan program ini, negara dapat hadir ditengah-tengah masyarakat terkait pelayanan medik dengan respon cepat dan gratis. Masyarakat tidak perlu lagi memikirkan biaya ambulan dengan peralatan yang lengkap.
“Nah ini adalah awal dari pengembangan yang akan dibawa ke seluruh Jawa Barat selama lima tahun kedepan,” imbuhnya.
Terkait biaya, Gubernur Emil mengungkap bahwa di setiap tahunnya akan dihitung, dan disesuaikan dengan wilayah yang siap.
Siap berarti tenaga dokternya tersedia, tenaga medisnya cukup. Sementara untuk tahun depan sendiri, telah disiapkan dana dari APBD Jabar sekitar 200-an miliar untuk melengkapi program “Home Medicare” ini.
“Program ini akan membuat antrian di rumah sakit berkurang, biaya BPJS berkurang. Dengan program yang proaktif ini, mudah-mudahan indeks kesehatan warga akan jauh lebih meningkat dan warganya lebih bahagia katna negara hadir secara responsif. Ini program yang “ngabret” dari Gubernur di 100 hari kerja,” jelas Gubernur.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) Dodo Suhendar, menyebut konsep layad rawat merupakan salah satu model “quick respon”, atau respon cepat di bidang kesehatan yang diterapkan di Jawa Barat.
“Kota Cirebon, Kota pertama yang dikunjungi Pak Gubernur. Ini jadi satu jawaban terhadap kebutuhan kesehatan kedaruratan, atau memberi layanan secara jemput bola bagi mereka yang punya kendala biaya dan transportasi,” kata Dodo.
“Kita bisa memberi pelayanan baik kepada masyarakat yang cepat, dan kepastian terkait rujukan, kepastian tempat rawat inap di rumah sakit,” tambahnya.
Di samping itu, konsep layad rawat bukan hanya kuratif, tapi juga sekaligus prefentif, promotif, jadi juga akan dilakukan upaya pencegahan terhadap penyakit serta promosi terkait kesehatan.
“Diharapkan optimal kinerja layad rawat ini,” ujar Dodo.
Menurut rencana, sambung Dodo, para tahun 2019 nanti ada 6 lokasi yang sudah presentasi dan siap dimulai program serupa diantaranya ada Kota Depok, Kabupaten Bekasi , Kota Tasikmalaya, Kota Bogor, dan Kabupaten Sumedang.
“Anggaran untuk program ini di tahun depan sekitar Rp210 miliar-an,” katanya.
Dinkes Jabar sendiri, tambah Dodo, memberi bantuan ambulance mobil, dan motor, termasuk alat-alat kesehatan.
“Ambulance bukan yang biasa, karena sudah ada alat-alat kesehatan termasuk kedaruratannya. Kemudian untuk pelatihan-pelatihan dan operasionalnya,” kata Dodo
Pj Walikota Cirebon Dedi Taufik, menyebut akan bekerjasama dengan Bupati/ Walikota se- Ciayumajakuning agar layanan layad rawat dengan PSC 119 Cirebon bisa menjangkau wilayah tersebut untuk memberi bantuan pelayanan gawat darurat.
“Kita ingin juga menjangkau dan membantu,” Kata Dedi.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Edy Sugiarto, menyebut pihaknya secara spesifik telah melatih 1300-an orang awam untuk bekerja pada layanan ini.
“Mereka yang “firts time” mendatangi TKP di menit pertama 10-15 menit harus sampai,” katanya.
“Terkait gedung PSC, Alhamdulillah dengan “push” dari Pak Pj (Walikota) kini hadir gedung yang representatif,” katanya. (Ds)*
Comment