Kabarbhayangkara.com/BOGOR – Sejumlah tokoh muda nasional bersilahturahmi di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Kota Bogor, Rabu (15/5/2019) malam. Pertemuan tertutup tersebut membahas sejumlah topik, termasuk pembangunan nasional.
Inisiator pertemuan, Walikota Bogor Bima Arya, mengatakan bahwa latar belakang politik bukan alasan untuk tak menjalin persahabatan. Ia pun menyebut semua tokoh muda nasional yang hadir, salah satunya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bersepakat menyebarkan semangat persatuan.
“Kita cinta Indonesia, kita berdiskusi bagaimana membangun Indonesia dengan cara-cara damai. Kedua, kita berdiskusi tentang kondisi tanah air pasca pilpres, agar seluruh proses yang ada kita hormati. Berikan tempat pada koridor hukum, sambil kita mempererat silaturahim,” katanya.
Selain sang tuan rumah dan Ridwan Kamil, hadir pula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Selain sederet kepala daerah, turut hadir Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, dan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono.
Menurut Bima Arya, pertemuan tersebut diselimuti suasana santai. Topik terbesar yang dibahas, kata dia, adalah soal persatuan dan nasib bangsa Indonesia di tangan para generasi muda. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mempersempit ruang-ruang perpecahan di setiap daerah.
“Demi Indonesia yang lebih baik dan Jaya pada saatnya,” ucapnya.
Sedangkan, Emil –demikian Ridwan Kamil disapa—menyatakan bahwa landasan dari pertemuan tokoh-tokoh muda tersebut adalah ‘kegelisahan’ yang sama. Dengan kata lain, ada kekhawatiran yang sama akan ruang-ruang perpecahan di tengah kehidupan masyarakat.
Maka itu, Emil berharap akan hadirnya ruang informasi yang menyejukkan atau ruang yang menyebarkan informasi positif untuk menyejukkan hati masyarakat. “Rakyat adalah cerminan pemimpinnya, pemimpin adalah adalah suara rakyatnya,” katanya.
Kerukunan menjadi misi besar yang dibawa pulang oleh para tokoh-tokoh muda nasional. Karena dengan kerukunan, kondusivitas yang menjadi modal utama majunya suatu bangsa bakal terawat.
Emil juga berharap ada momen demokrasi yang bisa menjadi momen silaturahim. Yang mana rakyat bisa menyampaikan harapannya, sekaligus menjadi ruang menjaga persahabatan untuk Indonesia yang lebih baik, kini dan mendatang.
Comment