Kabar Bhyangkara/BANDUNG – Peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2018 menjadi refleksi pentingnya keselamatan dan pelayanan dalam dunia transportasi. Keselamatan menjadi harga mati dan pelayanan juga diminta agar bisa dilakukan sepenuh hati oleh insan perhubungan nasional.
Dua hal tersebut menjadi pesan penting dalam peringatan Harhubnas tahun ini dengan Tema: “Guyub Rukun Untuk Mewujudkan Konektivitas dan Keselamatan Transportasi yang Lebih Baik”. Harhubnas diperingati tanggal 17 September setiap tahunnya.
Di Tingkat Provinsi Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi pembina Upacara Peringatan Harhubnas 2018, di Halaman Depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Rabu (19/9/18).
“Safety menjadi harga mati untuk selalu menjadi nilai utama masalah keselamatan. Yang kedua, setelah keselamatan adalah pelayanan yang sepenuh hati. Itu pesannya Kementerian Perhubungan,” kata Ridwan Kamil, usai upacara.
Lebih lanjut Emil, sapaan akrabnya, juga berkomiten melakukan penyerapan anggaran perhubungan secara cepat. Hal ini diwujudkan Jawa Barat melalui realisasi anggaran untuk membeli pembatas jalan berupa teknologi road barrier yang akan dipasang di titik-titik jalan yang dianggap rawan di Jawa Barat.
“Diharapkan penyerapan anggaran dipercepat tanpa melanggar aturan-aturan,” ujar Emil.
“Sehingga, itu sudah kami terjemahkan untuk safety, seperti diwacanakan kita sudah persiapkan penganggaran untuk membeli pengamanan dengan teknologi silinder atau road barrier namanya,” jelasnya.
Selain itu, Jawa Barat akan terus meningkatan transportasi berbasis kereta. Dalam waktu dekat, Pemerintah Pusat juga akan memberikan hibah 50 bus yang akan disebar ke daerah yang padat pergerakan transportasinya.
Emil menambahkan bahwa kelancaran atau transportasi menjadi kunci atau urat nadi pembangunan. Sementara ruas tol dan kapasitas transportasi kereta di Jawa Barat belum ideal.
“Kuncinya adalah kelancaran. Inflasi tergantung dari perhubungan, urat nadi ekonomi tergantung dari perhubungan. Kita masih kurang jalan tol karena idealnya tiga kali lipta, kita juga belum ideal kereta api — idelanya lima kali lipat,” tutur Emil.
“Kalau itu dilaksanakan baru tercapai ideal koneksi di Jawa Barat,” lanjutnya.(LInd) *
Comment