Kabar Bhayangkara/
Atalia Kamil Kenalkan Sekoper Cinta Pada Sekolah Perempuan se-Indonesia
JAKARTA – Sekolah Perempuan merupakan salah satu model pemberdayaan perempuan, dengan mengembangkan leadership dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan inklusif. Hasil inisiasi oleh Institut KAPAL Perempuan yang bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat sekaligus Ambasador Sekoper Cinta, Atalia Kamil, menghadiri dan menjadi pembicara pada Seminar Sekolah Perempuan dan dibuka oleh Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Indra Gunawan, pada Selasa (18/12/18). Diakuinya, kehadiran Sekolah Perempuan merupakan jawaban terkait permasalahan perempuan di masyarakat dengan mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki.
“Diharapkan seminar ini menjadi model-model yang akan dikembangkan pemerintah, masyarakat dan lembaga masyarakat sebagai upaya strategis pembangunan jangka menengah tahun 2020 – 2024 bagi Kementerian KPPA RI,” ungkapnya.
Di Jawa Barat sendiri, telah diluncurkan Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta) oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Kota Bandung, Minggu (16/12/18). Di hadapan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Yembise, pada rangkaian Peringatan Hari Ibu Tingkat Nasional.
mengatakan inisiasi Sekoper Cinta berawal dari kegelisahan akan isu human trafficking, kekerasan, pernikahan anak, perceraian karena ekonomi, stunting dan angka kematian Ibu.
“Karena di Jawa Barat masih rentan akan kondisi modern dan tidak modern, kaya dan miskin serta pelosok dan perkotaan. Itu sangat jauh sekali,” paparnya.
Lebih lanjut, target Sekoper Cinta yaitu perempuan diatas 18 tahun sudah atau belum menikah, baik yang ada di perkotaan atau pedesaan. Mereka akan mendapatkan model dasar yang sama. Semua terkait dengan keperempuanan dan etika.
“Saya agak kaget, sekarang banyak sekali perempuan tidak bisa menjahit lubang kancing sekalipun,” ungkapnya.
“Kemudian mereka juga tidak tahu terkait dengan sopan santun, bagaimana manajemen keuangan pribadi yang perlu kita dorong. Termasuk juga ketahanan keluarga,” sambung Atalia.
Adapun tahapan program Sekoper Cinta, tutur Atalia, adanya pembentukan pedoman program, pembuatan model pembelajaran umum dan model tematik, pelaksanaan sekolah perempuan di 27 kabupaten/kota, monitoring dan evaluasi serta training of trainer (TOT) untuk relawan dan fasilitator.
Disampaikan Atalia, sebenarnya saat ini ada beberapa kab/kota di Jawa Barat sudah melaksanakan sekolah perempuan. Seperti Sekolah Ibu di Kota Bogor, Sekolah Jumat di Kota Cimahi, Ruang Pekka di Kabupaten Cianjur dan sekolah Perempuan Hebat di kabupaten Bandung.
“Kita akan melakukan pilot project di dua wilayah berbeda, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat tepatnya di Desa Padalarang,” katanya.
Selain Atalia, ada beberapa perempuan hebat menjadi narasumber. Diantaranya Muliani sekolah Perempuan Lombok : Advokasi Musrenbang Perempuan, Lian Gogali dari Sekolah Perempuan Mosintuwu : Pencegahan Konflik dan Perdamaian, Nurlina dari Sekolah Perempuan Pangkep : Nelayan Peremluan san Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Eli Setyowati dari Sekolah Perempuan Gresik : Pemantauan dan Layanan JKN – RI.
Comment